modul 1.1 guru penggerak angkatan 4

 Pengantar

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Mari kita lebih mendalam mengenal konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) dengan menyimak beberapa video menarik tentang, kondisi Pendidikan pada zaman kolonial, perjalanan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejak pembentukan Perguruan Taman Siswa hingga pemikiran-pemikiran KHD tentang bagaimana menjadi manusia merdeka. Anda juga akan lebih jauh memahami 2 (dua) tulisan KHD untuk membangun pemikiran reflektif-kritis Anda.

Setelah menyimak video dan membaca 2 (dua) tulisan KHD, Andan membuat sebuah rekaman audio berdurasi 1 hingga 3 menit (maksimum 3 menit) yang memberikan ilustrasi diriAnda sebagai “Pembelajar Merdeka” yang dapat menginternalisasi semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

Bapak/Ibu CGP, mengawali refleksi filosifis Pendidikan Indonesia, Anda diminta untuk menyimak video "Pendidikan Zaman Kolonial" di bawah ini. Bapak/Ibu CGP dapat melihat perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum kemerdekaan dan peran sekolah Taman Siswa sejak pendiriannya di tahun 1922. 

https://youtu.be/YBqW3vwIw-c

Selanjutnya, silahkan jawablah pertanyaan panduan berikut sebagai refleksi diri terhadap perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum Kemerdekaan dan membandingkannya dengan kondisi pendidikan saat ini pada konteks sekolah Anda. 

  1. Bagian mana yang paling menarik? Mengapa?
  2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial?

  3. Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini?

MUCHAMMAD SOFFA noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1. Bagian mana yang paling menarik? System pembelajaran Mengapa? Pengajaran dipersiapakan hanya untuk membantu kolonial 2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial? Hanya untuk membantu colonial dalam perdaganan 3. Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? Persamaannya adalah sama sama memberikan materi pelajaran yang belum tahu menjadi tahu Perbedaannyua adalah tujuan pembelajaran

 Reply  Like (0)Jumat, 15 Oktober 2021, 07:40

JAINUL MUNADIR noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1. Pendidikan pada jaman Kolonial hanya di peruntukan bagi kalangan anak pejabat saja 2.adanya PerubHn pemikiran dari anak bangsa tentang pendidikan yang akhirnya menjadi awal berdirinya Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai jiwa rakyat 3> Perbedaan dan persaman antara pendidikan jaman kolonial dan sekarang adalah a. Perbedaan pendidkan jaman kolonial hanya kusus anak bangsawan tapi sekarang pendidikan untuk semua rakyat juga danya pemikiran tentang perbaikan dan perubahan pendidikan

 Reply  Like (0)Jumat, 15 Oktober 2021, 11:31

IMA YULIANA noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1. Bagian mana yang paling menarik? Mengapa? penyelenggaraan sekolah-sekolah pada zaman kolonial, karena pada zaman tersebut walaupun dijajah namun kita diberi kebebasan untuk sekolah walaupun dalam tujuannya hanya untuk mendidik calon-calon pegawai. 2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial? Tujuannya adalah untuk membantu usaha dagang para kolonial 3. Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? Sama-sama dalam mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan, perbedaanya kalau zaman kolonial maka hanya diperuntukan untuk pemanfaatan orang-orang kolonial dalam usaha dagang dan menjajah , tapi kalau saat ini kita diberi kebebasan untuk meningkatkan kompetensi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bangasa indonesia

 Reply  Like (0)Jumat, 15 Oktober 2021, 15:30

ARIYANTO noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1. Yang menarik? Orang yang mempunyai hak belajar Mengapa?Hanya di peruntukan bagi kalangan ningrat dan orang yang membantu kolonial 2. Tujuan dilakukan pada zaman kolonial hanya untuk membantu kolonial dalam perdagangan Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? Persamaannya adalah adanya proses belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa Perbedaannya: • Waktu , dulu hanya di sekolah sekarang tidak mengenal waktu baik di sekolah atau diluar sekolah bisa melakukan pembelajaran • Sumber Ilmu , Zaman kolonial sumber ilmu adalah guru, sekarang guru hanyalah salah satu sumber ilmu • Siswa, dulu hanya kalangan tertentu sekarang semua mempunyai hak yang sama dan tidak ada perbedaan gender • Media pembelajaran, dulu media pembelajaran hanya papan tulis dan buku. Sekarang berbagai media pembelajaran tersedia • Kelas, dulu pembelajaran harus dilaksanakan dalam kelas atau tatap muka, sekarang bisa PJJ

 Reply  Like (0)Jumat, 15 Oktober 2021, 18:47

Gambar dari MOH SIGIT NURYAKIN

MOH SIGIT noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1. Bagian yang paling menari?; Bagian yang paling menarik adalah sekolah taman siswa yang didiran oleh Ki Hajar Dewantara (KHD). Gedung tampak megah pada zaman itu. Siswa sudah menggunakan seragam tampak pagus pada zaman itu. Disini membuktikan bahwa kepedulian KHD akan pendidikan sudah sangat luar biasa. 2. Tujuan yang terlihat pada zaman kolonial memang jelas tidak ingin mencerdasakan bangsa, karena kalau terwujud akan merugikan penjajah. Kegiatan belajar sebatas menghitung, membaca dan mempelajari pengetahuan seprlunya. 3. Persamaannya , sama-sama masih adanya kehadiran guru. tampak juga terlihat interaksi satu arah, dimana guru sebgai informasi utama. Menempati gedung/bangunan sebagai tempat belajar. Menggunakan pakaian yang terlihat resmi pada saat belajar. Perbedaannya dulu belajar sederhana sekarang banyak hal yang dipelajari. Dulu untuk penjajah, sekarang pembangunan bangsa. Dulu sedikit sekolah, sekarang jutaan Dulu kalangan tertentu, sekarang semua bisa belajar.

 Reply  Like (0)Sabtu, 16 Oktober 2021, 09:12

M. ERWIN PIRYANTO noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1. Bagian mana yang paling menarik? Mengapa? Penginisasian sekolah-sekolah pada zaman kolonial, karena pada zaman tersebut walaupun di jajah namun kita diberi kebebasan untuk sekolah walaupun dalam tujuannya hanya untuk mendidik calon-calon pegawai. 2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial? Tujuannya adalah untuk membantu usaha dagang para kolonial 3. Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? Sama-sama dalam mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan, perbedaanya kalau zaman kolonial maka hanya diperuntukan untuk pemanfaatan orang-orang kolonial dalam usaha dagang dan menjajah , tapi kalau saat ini kita diberi kebebasan untuk meningkatkan kompetensi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bangasa indonesia

 Reply  Like (0)Sabtu, 16 Oktober 2021, 09:16

Slamet noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1) Bagian yang menarik dari video ini yaitu tentang tujuan dari pendidikan di jaman kolonial. Pada jaman kolonial para siswa hanya diajarkan tentang pengetahun dan ilmu dasar untuk mendukung pekerjaan dan usaha dari pemerintah kolonial. - perjuangan para pahlawan mendirikan sekolah pertama yakni Taman Siswa. 2)membaca, menulis dan menghitung yang seperlunya dan hanya mendidik orang-orang pembantu untuk mendukung usaha dagang 3. Persamaannya : mendapat pendidikan membaca,menulis dan menghitung sedangkan perbedaanya adalah pendidikan zaman kolonial hanya mengajarkan membaca,menulis dan menghitung sedangkan sekarang selain itu juga diutamakan bagaimana menanamkan pendidikan karakter ke peserta didik dan mengacu pada kurikulum,pendidikan sekarang tidak hanya terbatas ke orang-orang tertentu saja tetapi setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang sama. sarana yang digunakan, kemudian kesempatan untuk mengeksplor diri lebih menguntungkan saat ini dibanding dengan masa lampau.

 Reply  Like (0)Minggu, 17 Oktober 2021, 17:27

ZUANA noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

Bagian yang menarik ada di akhir video. Yaitu pertanyaan yang sangat menggelitik nurani. "Apakah kita sekarang sudah merdeka". pertanyaan sederhana yang jawabannya tidak sederhana, Pada zaman kolonial, pendidikan diberikan dengan tujuan yang sederhana tetapi jelas. yaitu mendidik calon pegawai ataupun tenaga pembantu yang mendukung usaha pihak penguasa. Diberikan pendidikan secukupnya sesuai kebutuhan penguasa. Persamaanya ada pada bentuk pengajaran yang dilaksanakan. Yaitu dengan cara klasikal. Perbedaanya ada pada tujuan pendidikan. Dahulu tujuannya terbatas dan bersifat khusus yang menguntungkan penguasa saja, sedangkan sekarang ini tujuan pendidikan kita memang untuk mencerdaskan bangsa.

 Reply  Like (0)Selasa, 19 Oktober 2021, 04:54

FARIDA DAMAYANTI noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1. Bagian mana yang paling menarik? Mengapa? Yang paling menarik bagi saya dalam video tersebut adalah kalimat yang disampaikan oleh pembaca naskah pada bagian akhir video.. Apakah kita sudah merdeka? Kalimat itu menarik bagi saya karena sebenarnya kalimat itu menggambarkan diri pembaca naskah tersebut yang belum merdeka. Dan kalimat itu pun sering muncul dalam benak saya.. Apakah saya sudah merdeka? 2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial? Tujuan pendidikan pada zaman kolonial Belanda adalah mendidik calon-calon pegawai yang akan dipekerjakan untuk pemerintah Hindia Belanda dan ada juga pendidikan yang terbatas pada baca, tulis, dan hitung seperlunya untuk mendukung usaha dagang mereka. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Hindia Belanda semata-mata untuk kepentingan mereka saja. 3. Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? Persamaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pen

 Reply  Like (0)Rabu, 20 Oktober 2021, 21:01

NURHADI noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini a) Bagian yang menarik dari video ini yaitu tentang tujuan dari pendidikan di jaman kolonial. Pada jaman kolonial para siswa hanya diajarkan tentang pengetahun dan ilmu dasar untuk mendukung pekerjaan dan usaha dari pemerintah kolonial. - perjuangan para pahlawan mendirikan sekolah pertama yakni Taman Siswa. 2)membaca, menulis dan menghitung yang seperlunya dan hanya mendidik orang-orang pembantu untuk mendukung usaha dagang c. Persamaannya : mendapat pendidikan membaca,menulis dan menghitung sedangkan perbedaanya adalah pendidikan zaman kolonial hanya mengajarkan membaca,menulis dan menghitung sedangkan sekarang selain itu juga diutamakan bagaimana menanamkan pendidikan karakter ke peserta didik dan mengacu pada kurikulum,pendidikan sekarang tidak hanya terbatas ke orang-orang tertentu saja tetapi setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang sama. sarana yang digunakan, kemudian kesempatan untuk mengeksplor diri lebih mengu

 Reply  Like (0)Selasa, 26 Oktober 2021, 09:35

ZUANA respond:

Setuju

 Reply  Like (0)Rabu, 22 Desember 2021, 13:31

Gambar dari WIDYA WISATA

WIDYA noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

1.Bagian yang paling menarik adalah Lahirnya Taman Siswa sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa. 2. Tujuan pendidikan pada zaman kolonial untuk mencetak calon pegawai dan hanya untuk kepentingan para penjajah tidak untuk mencerdaskan rakyat. 3. Persamaan situasi pendidikan zaman kolonial dan saat ini pendidikan sama-sama memberikan pengajaran membaca, menulis dan berhitung sedangkan perbedaan dengan pendidikan saat ini juga untuk mengembangkan keterampilan dan sikap anak.

 Reply  Like (0)Selasa, 26 Oktober 2021, 09:39

ZUANA respond:

Oke. Setuju.

 Reply  Like (0)Rabu, 22 Desember 2021, 13:31

ZAINAL noted on Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

  1. Bagian mana yang paling menarik? Mengapa? bupati menginisiasi pendirian sekolah kabupaten, karena walapun sekolah yang di tujukan hanya untuk pegawai, tapi minimal banyak orang indonesia yang sudah mulai belajar. 2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial? a. pendidikan untuk mendidik calon - calon pegawai b. hanya di ajarkan membaca ,menulis, berhitung untuk membantu usaha Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini? Persamaan =sudah diajarkan bembaca, menulis, berhitung perbedaan 1. jaman kolonial masih ada tekanan radikal, yang boleh sekolah hanya orang tertentu, zaman sekorang semua wajib mengenyam pendidikan, 2. tujuan pendidikan juga berbeda.

Tanggapan Reflektif

Terima kasih telah melakukan refleksi  diri terhadap perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum Kemerdekaan dan membandingkannya dengan kondisi pendidikan saat ini pada konteks sekolah Anda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan.. 

Bapak/Ibu CGP, untuk memahami secara garis besar pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara (KHD). Anda akan mengakses materi-materi yang tersedia dan 2 tulisan Ki Hadjar Dewantara pada halaman berikutnya, untuk memahami pemikiran-pemikiran filosofi pendidikan KHD.

Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009),  pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Dasar-Dasar Pendidikan

Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.  Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

 Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.

Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antar satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, Peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.

 Dasar-Dasar Pendidikan

Selanjutnya, untuk lebih memperdalam pemahaman Bapak/Ibu CGP mengenai Filosopi Pendidikan Indonesia KHD, Bapak/Ibu CGP diminta untuk mencermati bahan bacaan berikut.

https://drive.google.com/file/d/1mnO981iLJBAQj_JDczZj64rbTjsOe-nt/view?usp=sharing

Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak

Selanjutnya, untuk lebih memperdalam pemahaman Bapak/Ibu CGP mengenai Filosopi Pendidikan Indonesia KHD, Bapak/Ibu CGP diminta untuk mencermati bahan bacaan berikut.

https://drive.google.com/file/d/1yKabEL45dsZ11Vc1lC2bhnNnGdN4k04-/view?usp=sharing

Kerangka pemikiran KHD

Bapak/Ibu CGP, untuk memahami secara garis besar Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD), Anda diminta untuk mencermati kumpulan tulisan Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan telah disajikan secara lengkap dalam buku terbitan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Buku yang diterbitkan pada tahun 1961 tersebut bertajuk “Karya Ki Hadjar Dewantara, Bagian Pertama: Pendidikan”. Beberapa tokoh, misalnya Bartolomeus Samho (2013), juga menuliskan catatannya mengenai pemikiran KHD. 

Dalam video berikut, Bapak Iwan Syahril menyampaikan intisari dan interpretasi beliau atas filosofi pendidikan nasional gagasan KHD.

https://youtu.be/-o6z3u_zsYs

Tanggapan Reflektif Kritis

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, setelah Anda menonton dan menyimak video penjelasan Filosofis Pendidikan KHD serta membaca tulisan KHD, Anda diminta untuk mem berikan tanggapan refleksi kritis dalam bentuk rekaman audio/video pendek dengan menggunakan kamera telepon pintar Anda dengan durasi 2 menit hingga 3 menit (maksimum 4 menit) yang memberikan ilustrasi diri Anda sebagai “Pembelajar Merdeka” yang dapat menginternalisasi semboyan  “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

Tanggapan reflektif-kritis Anda sejatinya memberikan perspektif yang menguatkan angan-angan Anda sebagai seorang pendidik dan pembelajar. Berikut ini panduan pertanyaan yang dapat digunakan dalam membuat rekaman refleksi kritis. 

  1. Apakah intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan?  
  2. Ceritakan proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara?
  3. Apa yang akan lakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat terwujud?
  4. Dari konsep pemikiran KHD tersebut, mana yang sudah Anda terapkan?

JAINUL MUNADIR noted on Tanggapan Reflektif Kritis

Tanggapan Reflektif Kritis 1. anak biar tumbuh berkembang sesuai kodrat yang di miliki 2..pendidkan harus mengikuti perubahan jaman dengan mendepankan nilai nilai kemanusian 3. Berusaha semaksimal munghkin untuk menerapkan filisofi pendidikan yang di sampaiak KHD 4. mengenali anak sesuai kodratnya karena tiap anak unik dan berbeda, selalu mengikuiti perubahan dan perkembangan secara dinamis dan inovasi serta membentuk karakter siswa / budi pekerti

 Reply  Like (0)Jumat, 15 Oktober 2021, 13:50

Gambar dari ZUANA NURUL HUDA

ZUANA respond:

Mantap

 Reply  Like (0)Rabu, 22 Desember 2021, 14:02

IMA YULIANA noted on Tanggapan Reflektif Kritis

bagaimana menjawab revolusi industri 4.0 dan sebagainya kecepatan revolusi teknologi ini sangat luar biasa dan ini merupakan tantangan yang pada zaman ini sedang kita hadapi lalu yang kedua adalah prinsip melakukan perubahan kalau tadi ada 2 prinsip dlm melakukan perubahan menggunakan azas Trikon yakni konsentris dalam melakukan perubahan menurut Ki Hajar Kita harus melakukan sebuah dialog kritis dengan sejarah kita kita harus menjaga nilai utama dari masyarakat kita harus berkata kasar pada identitas utama dari sebuah masyarakat ini walaupun perubahan itu menjawab pada zaman tapi nilai esensi budaya masyarakat itu harus tetap dipegang tetapi juga harus ada dialog kritis sehingga bisa terus berubah jadi kontinuitas ini bisa terjaga dengan baik yang kedua harus konvergensi Maksudnya apa perubahan-perubahan yang kita lakukan itu harus menuju pada suatu titik yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan jadi dalam konteks konvergensi ini pendidikan itu harus memanusiakan dan memperkuat

 Reply  Like (0)Jumat, 15 Oktober 2021, 16:08

ZUANA respond:

Bagus bu.

 Reply  Like (0)Rabu, 22 Desember 2021, 14:02

ARIYANTO noted on Tanggapan Reflektif Kritis

• Menurut saya bahwa intisari pendidikan dalam pemikiran KH Dewantara adalah seperti petani yang bisa menyemai benih-benih dengan baik, dirawat, dijaga, sampai berbuah dengan hasil yang memuaskan • Yang harus dilakukan agar proses pembelajaran dapat mencerminkan pemikiran KH Dewantara adalah dengan tiga prinsip komponen utama pendidikan yaitu : a. Ing Ngarso Sung Tulodo b. Ing Madya Mangun Karso c. Tut Wuri Handayani • Pembelajaran berfokus kepada anak. Jadikan anak sebagai pusat pembelajaran. Guru harus menjadi keteladanan yang baik dan memberikan kebebasan dan kemerdekaan yang baik dengan menata dari mengelo baik olah rasa, olah karsa dan olah raga • Pembelajaran berpusat pada anak, Anak bukan lagi diperlakukan sebagai objek penerima ilmu saja, tetapi lebih dari itu merka diberikan keleluasaan untuk memerdekakan dalam belajar, sehingga membuat anak nyaman dan memberikan tauladan yang baik,serta mengarahkan sesuai dengan bakat dan minatnya. Link audio : https://bit.ly/KHD_Ariyanto

 Reply  Like (0)Jumat, 15 Oktober 2021, 23:29

M. ERWIN PIRYANTO noted on Tanggapan Reflektif Kritis

Menurut pendapat saya bahwa intisari dari pemikiran KHD adalah Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapatmemperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Memberikan pemahaman yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya seorang anak didik, pada hakikatnya setiap anak itu unik dan mempunyai karakter yang tidak sama, sehingga dalam hal menuntun mereka harus kita sesuaikan dengan karakter yang ada pada diri anak didik tersebut. “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”, hal ini yang menjadi landasan saya dalam memberikan pembelajaran kepada anak didik, sehinggga semua yang kita lakukan bisa dipertanggungjawabkan , bisa menjadi teladan yang baik bagi peserta didk. link = https://drive.google.com/file/d/19qn8nHq0FJrs27JnjZijFwPXYz5wP7bm/view?usp=sharing

 Reply  Like (0)Sabtu, 16 Oktober 2021, 11:05

MUCHAMMAD SOFFA noted on Tanggapan Reflektif Kritis

Berikut Link tanggapan atau respon https://shorturl.gg/xpd

 Reply  Like (0)Minggu, 17 Oktober 2021, 18:54

MOH SIGIT noted on Tanggapan Reflektif Kritis

Secara aktual, guru dihadapkan pada situasi zaman yang terus bergerak dan semakin kompleks. Guru lahir dari generasi masa lalu mendidik anak pada generasi masa kini untuk dipersiapkan pada masa yang akan datang. Ki Hajar Dewantara sudah mengingatkan akan hal ini tentang kodrat alam dan kodrat zaman. Anak dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan pembelajaran yang terkini tanpa meninggalkan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dengan tetap mengutamakan kearifan lokal. Link: https://drive.google.com/file/d/12mYMxEld7DZNwdfs9TR5saC2oIXnD6uv/view?usp=sharing

 Reply  Like (0)Senin, 18 Oktober 2021, 00:39

WIDYA noted on Tanggapan Reflektif Kritis

Intisari dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan menurut saya adalah bahwa Pendidikan itu adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Kebudayaan harus dinamis atau bergerak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, begitu pula dengan pendidikan. Ki Hajar Dewantara menjelaskan tujuan Pendidikan yaitu “menuntun” segala kodrat yang ada pada anak. Dalam proses “menuntun” ini anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai “pamong” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak menemukan kemerdekaan dalam belajar. Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah pembelajaran yang berorientasi pada murid dan agar anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat terwujud kita harus memahami kodrat dari masing-masing anak. Bahwa masing-masing anak diciptakan berbeda dan beragam dengan keunikannya sendiri-sendiri.https://drive.google.com/file/d/1Lw4AT8ga4IDMIkSIVDcQjeIwlZAj9xuv/view?usp=drivesdk

 Reply  Like (0)Senin, 18 Oktober 2021, 08:42

Slamet noted on Tanggapan Reflektif Kritis

https://drive.google.com/file/d/1cZPWDT_a56JJGHr5latRejDnEHs26okf/view?usp=sharing dan https://youtu.be/fBa7pfY3mB8 berikut link video intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan Dalam pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan mencakup kodrat keadaan dan perubahan. Kodrat keadaan mencakup kondisi si anak tersebut sedangkan kodrat perubahan mencakup budi pekerti. Setiap individu memiliki karakteristik berbeda - beda, sekalipun anak tersebut kembar pasti memiliki karakter yang berbeda. Dan perubahan memiliki patokan / ketentuan yang harus di perhatikan supaya perubahan itu tidak menjadikan anak memiliki karakteristik yang buruk. Jadi pad dasarnya perubahan perlu dilakukan tetapi perubahan tersebut juga harus melalui filter apakah perubahan tersebut baik atau buruk.

 Reply  Like (0)Senin, 18 Oktober 2021, 20:50

DEVI MAYA GUSTINA noted on Tanggapan Reflektif Kritis

https://drive.google.com/file/d/1Y1mo4_hGsWaXlVHrtt15RXUoM7Dp64yV/view?usp=sharing

 Reply  Like (0)Senin, 18 Oktober 2021, 23:48

ZUANA respond:

Bu devi, link videonya kok di private. Jadi gak bisa di lihat. Tolong setting perizinannya diperbaharui.

 Reply  Like (0)Selasa, 19 Oktober 2021, 05:19

DEVI MAYA GUSTINA respond:

siap pak Zuana

 Reply  Like (0)Selasa, 19 Oktober 2021, 15:02

DEVI MAYA GUSTINA noted on Tanggapan Reflektif Kritis

Link video tentang refleksi kritis: https://drive.google.com/file/d/1MFEz0ZXx7vBF1LmnkH48TGeEYuYMIx-X/view?usp=sharing

 Reply  Like (0)Selasa, 19 Oktober 2021, 15:07

NURHADI noted on Tanggapan Reflektif Kritis

Tanggapan Reflektif Kritis Berikut ini adalah hasil refleksi saya: 1. Intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan yang saya dapat ambil adalah “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya” Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 2. Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran K H Dewantara merupakan daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Berikut proses pembelajaran yang diharapkan terjadi pada manusia yaitu: Pertama, manusia Indonesia yang berbudi pekerti adalah yang memiliki kekuatan batin dan berkarakter. Artinya, pendidikan diarahkan untuk berpendirian t

 Reply  Like (0)Selasa, 26 Oktober 2021, 11:49

JAINUL MUNADIR noted on Tanggapan Reflektif Kritis

TANGGAPAN REFLEKSI PENDIDIKAN PEMIKIRAN KHD https://drive.google.com/file/d/1-bSg6EEX6Mp_J0peNlhbB-UK-Lk1_3q2/view?usp=sharing

 Reply  Like (1)Selasa, 26 Oktober 2021, 12:29

Slamet respond:

mohon maaf pak aksesnya dirubah ke publik.

 Reply  Like (0)Selasa, 26 Oktober 2021, 20:21

ZAINAL noted on Tanggapan Reflektif Kritis

1. “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. ( seorang guru di depan harus mampu menjadi contoh bagi anak didiknya, baik sikap maupun pola pikirnya,bila guru berada di antara anak didiknya, maka guru tersebut harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi anak didik hingga anak didik diharapkan bisa lebih maju dalam belajar) 2. “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. 3. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan 4. menerapkan 6 s ( salam,sapa,salim,sopan,santun,senyum) https://drive.google.com/file/d/12-xHnkdeGNTSqxaHgR85jh2raPNEjHnb/view?usp=sharing

 Edit  Remove  Reply  Like (0)Minggu, 19 Desember 2021, 12:50

Penutup

Dengan mengirimkan hasil tanggapan reflektif kritis baik berupa rekaman audio/video pendek, Anda telah menyelesaikan kegiatan eksplorasi konsep untuk modul 1.1. Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Selanjutnya, untuk lebih memperdalam pemahaman Anda terkait materi, Anda akan berlatih membangun kerangka berpikir dan menyampaikan ide serta gagasan berdasarkan pemahaman dan internalisasi konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam ruang diskusi virtual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Refleksi 5M

MEMBANGUN KESEPAKATAN KELAS SEBAGAI BUDAYA POSITIF- ZAINAL ARIFIN CGP 4